OCWN

OCWN

Rabu, 29 Desember 2010

Manusia dengan Akal

A. Pendahuluan
Manusia merupakan makhluq paling sempurna yang pernah diciptakan Allah, potensi yang ada pada diri setiap manusia dapat membedakannya dengan makhluk lainnya. Salah satu potensi penting yang dianugerahkan Allah kepada manusia adalah akal.
Sebelum sampai kepada pengertian konsep akal secara utuh, dalam kehidupan atau percakapan sehari-hari terdapat suatu fenomena tentang otak dan akal ibarat dua sisi dari mata uang logam, sulit dipisahkan baik kata maupun makna – ada keterikatan dan keterkaitan kuat diantara keduanya – sehingga perlu dijelaskan.
Otak adalah organ tubuh manusia yang posisinya ditempatkan Tuhan secara terhormat di bagian atas tubuh manusia dan terlindungi dengan kokoh di bagian dalam tengkorak (batok) kepala. Posisi otak ini merupakan simbol yang menunjukkan bahwa manusia lebih mulia terhadap makhluk ciptaan Tuhan lainnya, misalnya hewan yang lokasi dan posisi otaknya sejajar dengan bagian tubuh terhina dan tempat meyimpan dan mengeluarkan kotorannya (perut dan dubur atau tumbuhan yang tidak mempunyai otak dan tidak diketahui dimana posisi otaknya jika ada).
Bagian tubuh yang paling ambigu yang masih menyelimuti tubuh manusia adalah OTAK karena ia merupakan tempat berfikir yang berkaitan dengan roh atau jiwa, sedangkan roh atau jiwa itu merupakan sesuatu yang ambigu . Maka tidak heran, jika ada yang menyamakan makna antara otak dan akal, begitu juga yang membedakannya.
Akal dalam pengertian Islam bukanlah otak , melainkan daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya sebagaimana digambarkan Al Qur an, memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya .

B. Beberapa Pengertian
Dalam bahasa Indonesai akal berarti daya pikir, pikiran dan ingatan , sedangkan dalam bahasa Arab akal ( Aql) berarti akal pikiran, hati, ingatan, daya pikir, faham, diyat, benteng atau tempat berlindung . Dalam bahasa inggris akal barangkali tepat jika diterjemahkan sebagai kata cognition (knowing; awareness; including sensation but exluding emotion) . Menurut Jabir Al Jajiry akal adalah kekuatan bathin yang dimiliki seseorang untuk membedakan yang baik dengan yang buruk dan mengambil manfaat serta menjauhkan madharat . Ali Ashabuny mengartikan akal ) sebagai membuka pikiran atau memahami terhadap suatu objek meski hanya sedikit . Sedangkan Amr Sulaiman al Asyqary menjelaskan bahwa akal memiliki 2 karakter. Yang pertama, akal merupakan pembeda dari sesuatu yang baik dengan yang buruk; ini pula yang membedakan antara manusia dengan binatang. Yang kedua, akal merupakan identitas tertinggi dibanding dengan makhluk lainnya .
Dari penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa akal adalah sarana untuk memahami seuatu objek yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

C. Analisis dan Kesimpulan
Dalam AL Quran kata aql yang berarti akal tidak ditemukan dalam bentuk isim, seluruhnya berbentuk kata kerja (Fi’il ). Hal ini menunjukan secara alami bahwa akal senantiasa bekerja dalam kuantitas dan kualitas tertentu, bahkan penelitian neurologi modern menemukan bahwa sedang tidur sekalipun otak menunjukan aktivitas dalam level tertentu.
Al Quran tidak membatasi lingkup kerja akal, hanya saja akal perlu mendapat panduan yang tepat sehingga tidak terjadi pembiasan, maka dari itu dalam Al Quran terdapat istilah Tafakur dan Tadabur. Dua istilah tersebut merupakan konsep berpikir yang islami. Tafakur adalah proses perenunganilmiah yang memiliki metode dan manfaat dunia dan akhirat yang melibatkan ayat- ayat kauniyah, dan Tadabur adalah kajian intlektual terhadap ayat- ayat quraniyah untuk mengeluarkan makna- maknanya secara utuh dan menyeluruh . Kedua konsep berpikir tersebut harus dapat memberikan solusi terhadap persoalan- persoalan yang dihadapi manusia ( Ulul Albab).
Pada ayat- ayat al Quran yang memuat kata aql paling kurang terdapat tiga kategori. Yaitu:
1. Identifikasi
2. Motivasi
3. Sugesti
Hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi akal manusia dapat diolah, dioptimalkan, dibentuk, didorong, dihidupkan bahkan juga dimatikan.