OCWN

OCWN

Selasa, 02 November 2010

Manusia dengan Jasmani

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan pada saya sehingga dapat menyelesaikan artikel ini dengan baik. Artikel ini saya susun untuk memenhi tugas mata pelajaran softskill maka diperlukan pengumpulan artikel-artikel berkaitan dengan manusia dengan jasmaninya. Tugas ini diberlakukan agar kita sebagai mahasiswa rajin membaca artikel-artikel untuk pengetahuan kita secara global atau spesifik. Perlu diperhatikan juga karena zaman sekarang manusia hanya ingin cara instan untuk mendapatkan apa yang mereka ingin kan. Hal ini merupakan dampak negatif yang ditimbulkan karena mereka cenderung dimanjakan dengan aspek-aspek penunjang kemalasan mereka tentang beberapa hal.
Sekilas tentang artikel yang saya buat anatomi merupakan susunan organ tubuh manusia. Disini yang saya jelaskan yaitu tentang indera pengecap kita yaitu lidah. Lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa apa saja yang akan masuk pada tubuh kita. Lidah mempunyai sistem sensorik yang gunanya untuk mengetahui rasa-rasa yang akan kita makan dan masuk dalam tubuh kita.

PEMBAHASAN

Indera Pengecap (Anatomi dan Fungsi)
Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu pada manusia. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alit perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, di mana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujungakhir-khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu; di mana setiap organ berhubungan.
Nampaknya, kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada Iidah, mendengar dengan saraf dalam telinga, dan seterusnya, tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan itu. Penjelasan tentang rasa sentuhan telah diuraikan pada catatan mengenai kulit.
Pada hekekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik Iidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot extrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan-kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi. dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran Iidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung Iidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu se- hat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi plpil-papil, yang terdiri atas tiga jenis.
Papillae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur.
Papilae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ-ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papillae sirkumvalata danfungiforum
Papilae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan puting-puting pengecap.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.
Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglosus (Saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum”, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya, dan “rasa pengecap khusus”.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf kranial kelima, sementara impuls indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf kranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis.
Saraf kranial kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa, baik impuls perasaan umum, maupun impuls perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah.
Dengan demikian indera pengecapan lidah dilayani oleh saraf kranial kez’ lima, ketujuh dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf kranial kedua belas.
Secara klinik, indera pengecap, seperti juga indera penciuman (lihat di sebelah), sangat peka dan dapat hilang karena pilek atau gangguan pada mulut, lambung dan saluran pencernaan. Seorang dokter, yang dapat juga dibantu oleh seorang perawat, memeriksanya dengan seksama, apakah indera pengecap itu kering atau lembab, membengkak, lembek dan pucat, atau mengecil dan berwarna merah, berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya, glositis kronis menghilang, apabila kesehatan badan membaik dan pemeliharaan higiene mulut yang baik. Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.

PENUTUP

Seperti pepatah lama “Tak ada gading yang tak retak”, demikian juga dalam hal pembuatan artikel ini, saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Keritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan guna perbaikan artikel ini. Untuk itu saya ucapakan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar